Cara Mudah Menentukan Kaki basis kolekor dan emitor sebuah transistor

Cara menetukan kaki-kaki transistor adalah topik yang banyak dicari penghobi elektronima. Untuk transistor model lama seperti transistor topi, atau transistor jengkol menentukan posisi kaki transistor sangat mudah, dimana biasanya bentuk fisiknya memiliki tanda untuk posisi kaki tertentu entah itu basis, kolektor atau emitor. Sedangkan untuk kapasitor yang tidak memiliki tanda fisik dan kakinya sejajar lurus,  sangat sulit menentukan dimana kaki basis, kolektor atau emitornya.

Salah satu transistor yang sulit untuk ditentukan kakinya adalah transistor tipe C1815, yang sering kita gunakan dalam hobi elektronika. Salah satu cara mengetahui posisi kaki transistor adalah dengan mencarinya di internet yaitu dengan mengetik tipe transistor dengan ditambahkan kata "pin out" atau "datasheet" pada google atau search engine lainnya. Contoh  "C1815 pin out" atau "C1815 datasheet". Cara tercepatnya gunakan pencarian gambar dengan kata kunci pencarian tersebut.

Namun, jika anda tidak sedang teroneksi dengan internet, anda dapat menentukan posisi kaki-kai transistor dengan cara yang lebih mudah dan tidak serumit yang biasanya anda pelajari. Alat yang digunakan adalah avo meter yang biasanya para hobi sudah lumrah memilkinya.

Langkahnya hanya ada dua langkah, yaitu :

1. Menentukan kaki basisnya (menggunakan avo meter) :

1a. Hadapkan transisitor pada anda (sehingga tulisan kode angka pada transistor terlihat oleh anda)

2a. Berikan angka pada setiap kaki transistor (Cukup Dibayangin aja angkanya ya..) yaitu kaki disebelah kiri anda  adalah kaki nomor 1, kaki tengah nomor 2 dan kaki sebelah kanan anda kaki nomor 3. Ingat selalu angka pada kaki-kaki tersebut.

3a. Ambil avometer anda atur pada X1, (pastikan avometer anda baik) Letakkan probe merah pada kaki 1 dan probe hitam pada kaki 3. Jika jarum tidak bergerak maka tukar balik posisi probe, merah ke kaki 3 dan hitam ke kaki 1. Jika masih tidak bergerak maka langsung lanjutkan kelangkah 4a dibawah. Namun   Jika jarum Bergerak pada percobaan pertama atau kedua (setelah probe dibalik atau sebelum dibalik) Maka salah satu kaki nomor 1 atau 3 ini adalah basis. Coba pindahkan probe merah ke kaki 2 jika jarum bergerak maka kaki pada probe hitam adalah basis. Tapi jika tidak bergerak maka lakukan sebaliknya (dengan sebelumnya kembalikan posisi probe merah dari kaki 2 ke kaki sebelumnya) letakkan probe hitam ke kaki 2, maka sudah pasti jarum bergerak (karena kalo tidak bergerak maka kemungkinan besar transistor rusak) dan posisi kaki pada probe merah adalah basis.

4a. Letakkan probe merah pada kaki 1 dan probe hitam pada kaki 2. Jika jarum tidak bergerak maka tukar balik posisi probe, merah ke kaki 2 dan hitam ke kaki 1. Jika masih tidak bergerak maka langsung lanjutkan kelangkah 5a dibawah. Namun   Jika jarum Bergerak pada percobaan pertama atau kedua (setelah probe dibalik atau sebelum dibalik) Maka salah satu kaki nomor 1 atau 2 ini adalah basis. Coba pindahkan probe merah ke kaki 3 jika jarum bergerak maka kaki pada probe hitam adalah basis. Tapi jika tidak bergerak maka lakukan sebaliknya (dengan sebelumnya kembalikan posisi probe merah dari kaki 3 ke kaki sebelumnya) letakkan probe hitam ke kaki 3, maka sudah pasti jarum bergerak (karena kalo tidak bergerak maka kemungkinan besar transistor rusak) dan posisi kaki pada probe merah adalah basis.

5a. Letakkan probe merah pada kaki 2 dan probe hitam pada kaki 3. Jika jarum tidak bergerak maka tukar posisi probe, merah ke kaki 3 dan hitam ke kaki 2. Jika masih tidak bergerak maka kemungkinan transistor rusak. Namun Jika jarum Bergerak pada percobaan pertama atau kedua (setelah probe dibalik) Maka salah satu kaki nomor 2 atau 3 ini adalah basis. Coba pindahkan probe merah ke kaki 1 jika jarum bergerak maka kaki pada probe hitam adalah basis. Tapi jika tidak bergerak maka lakukan sebaliknya (dengan sebelumnya kembalikan posisi probe merah dari kaki 1 ke kaki sebelumnya) letakkan probe hitam ke kaki 1, maka sudah pasti jarum bergerak (karena kalo tidak bergerak maka kemungkinan besar transistor rusak) dan posisi kaki pada probe merah adalah basis.

Cara diatas hanya berlaku untuk transistor yang tidak konslet yaitu transistor yang jika diukur hambatan antara tiap kakinya jarum avo meter bergerak meski probenya di tukar tukar antara kakinya.

2. Menentukan posisi kaki kolektor dan emitornya (tidak menggunakan avometer) :

Jika Basis ada pada kaki 1 maka kaki 2 adalah kolektor dan kaki 3 adalah emitor
Jika basis ada pada kaki 2 maka kaki 3 adalah kolektor dan kaki 1 adalah emitor
Jika Basis ada pada kaki 3 maka kaki 2 adalah kolektor dan kaki 1 adalah emitor
Cara diatas mungkin tidak berlaku untuk transistor tertentu, namun hampir kebanyakan transistor memilki pola posisi kaki seperti diatas.

Selamat mencoba teman.. Semoga bermanfaat.

No comments:

Popular Posts